🎳 Cahaya Buatan Yang Berasal Dari Lampu Disebut

Paketcahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara Sumber cahaya sendiri bermacam-macam yakni dapat berasal dari sinar matahari, lampu, ataupun benda-benda lainnya yang dapat tembus pandang menjadi dua yaitu cahaya alami yang sumber utamanya dari matahari dan cahaya buatan yang sumber cahayanya dari alat penerangan (Akmal MasalahCCFL backlighting adalah fluorescent tabung harus menyala secara merata ke seluruh layar, sehingga desainer tidak memiliki cara untuk memvariasikan intensitas backlighting di berbagai bagian layar.Bahkan jika kamu ingin menampilkan satu pixel putih pada semua layar hitam, cahaya di belakang harus menyala dengan full brightness. Lampukilat built in menghasilkan hanya sedikit cahaya, jika obyek yang akan difoto cukup jauh kemungkinan cahaya yang dihasilkan tidak mencukupi maka sering kita lihat pada sebuah kegiatan di mana fotografer menggunakan lampu kilat tambahan yang dipasang pada hotshoe di atas kamera yang sering disebut dengan speedlite atau speedlight untuk menambah kekuatan cahaya yang dihasilkan sehingga Ambilcontoh misalnya lampu jalanan. Meskipun bukan cahaya alami yang berasal dari alam langsung tapi ia tidak bisa kualitas dan levelnya tidak bisa di kontrol. Inilah yang dimaksud dengan ambient light. Intinya, ambient light adalah cahaya alami atau lampu yang ada di sekitar lokasi pengambilan gambar. nanometer(nm). Sedangkan yang dibawah 400 nm disebut cahaya ultraviolet dan yang berada diatas 700 nm adalah cahaya infra merah. Kerusakan dapat berasal dari ketiga jenis cahaya. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak dapat menyebabkan perubahan stuktur kimia materi sedangkan sinar infra merah dapat menaikkan suhu sehingga memiliki efek SOALPENGATURAN TATA CAHAYA (PTC) 1. Cahaya yang berasal dari alam disebut dengan a. Cahaya lampu b. C Dimasa itu, cahaya buatan berasal dari minyak wijen. Jauh ke belakang, Australopithecus—jenis manusia purba yang dipercaya sebagai nenek moyang Homo Sapiens—sudah menggunakan api sebagai sumber penerangan ketika malam datang. Di masa itu, selama sekitar satu juta tahun, sumber penerangan buatan yang digunakan manusia hanyalah api. RembrandtLighting : Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Remote : Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel. Resolution : Daya pisah. IstilahMultimedia berasal dari bahasa Yunani, yaitu multi dan medium. Arti kata Multi adalah . pengantar audio 1. DRAFT. 12th grade. Cahaya buatan yang berasal dari lampu disebut answer choices . Flat Light . Direct Light . Window Light . Artificial Light . Reflected Light . Tags: Question 37 . bsGo. Sistem pencahayaan buatan artificial lighting adalah sistem pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu, armature dan peralatan yang memendarkan cahaya. Sifat dari cahaya buatan juga sementara, karena hanya dipergunakan pada waktu malam hari saja sebagai sinar tambahan untuk menerangi suatu ruangan / bangunan. Fungsi dari adanya sistem pencahayaan buatan ini adalah a Mendukung pencahayaan dalam ruangan yang tidak terjangkau pencahayaan di siang hari b Digunakan bersama dengan natural light untuk mereduksi terang gelap sumber cahaya langit c Menciptakan kondisi penerangan dalam ruang menurut aktifitas dan kebutuhan commit to user Dari fungsi tersebut dapat kita lihat bahwa cahaya buatan digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas orang yang berada di ruangan itu serta sebagai unsur penerang dimalam hari. Sumber dari cahaya buatan tadi adalah berupa energi listrik yang diubah menjadi sinar sehingga dapat menimbulkan cahaya. Pada sistem pencahayaan untuk tiap-tiap bangunan/ruangan itu berbeda-beda tergantung pada kebutuhan serta aktivitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dari pencahayaan itu adalah kuat penerangan sumber cahaya dan distribusi cahaya refleksi dinding dan plafon. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat penghitungan terhadap kualitas pencahayaan adalah a Aliran Cahaya F, adalah jumlah cahaya yang dipancarkan sumber cahaya setiap detik. b Intensitas Cahaya I, adalah aliran cahaya yang diemisikan setiap sudut ruang pada arah tertentu oleh sebuah sumber cahaya. c Kuat Penerangan E, adalah aliran cahaya per satuan luas. d Luminansi L, adalah intensitas cahaya per cm2 dari sumber cahaya yang terlihat atau pada bidang cahaya yang terkena. Untuk itu ada beberapa pertimbangan dalam perencanaan suatu penerangan pada artificial lighting , antara lain adalah a Distribusi cahaya b Kekuatan penerangan rata-rata E yang disarankan berdasarkan jenis macam kegiatan, kondisi langit-langit dan dinding. commit to user d Perbandingan tinggi dan jarak lampu e Derajat kesilauan perlu diperhatikan, antara lain 1 Terang sekitar lantai, dinding, plafon tidak perlu kontras dengan bidang kerja, refleksi min 30% 2 Menghindari perletakan sumber cahaya penyebab glare 3 Menghindari sudut pantulan sumber cahaya f Kebutuhan titik lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan menggunakan rumus LLF UF F A E N . . . = dimana E = kuat penerangan lux A = luas ruangan m2 F = arus cahaya tiap lampu lm UF= Utilisation Factor/koefisien pemakaian tabel Data - refleksi plafon & dinding % - indeks keruangan - sistem iluminasi lampu LLF = Light Loss Factor/faktor kerugian cahaya Kerugian cahaya dipengaruhi 2 faktor 1. faktor penurunan arus cahaya depresi lampu yang disebabkan oleh jenis, kualitas dan perawatan lampu 2. faktor kebersihan lampu 0,85-0,96 Dari sistem tersebut dapat kita lihat bahwa cahaya buatan digunakannya sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas orang yang berada di ruangan itu serta sebagai unsur penerang dimalam hari. Sistem pencahayaan buatan tadi adalah berupa energi listrik yang diubah commit to user menjadi sinar sehingga dapat menimbulkan cahaya. Contoh sumber cahaya yang dihasilkan adalah a Lampu Pijar incandescent Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen benang pijar dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya fluks cahaya yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifuskan cahaya sehingga diperoleh cahaya. Jenis lampu ini mempunyai keuntungan dan kerugian, yaitu Keuntungan 1 Ukuran filamen kecil, maka sumber cahaya dapat dianggap sebagai titik sehingga pengaturan cahaya mudah. 2 Perlengkapan sangat sederhana dan dapat ditangani dengan sederhana pula 3 Pemakaian sangat luwes dan biaya awal rendah 4 Tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban 5 menampilkan warna-warna dengan sangat bagus Kerugian 1 Lumen per watt efikasi rendah 2 Umur pendek 750 – 1000 jam, makin rendah watt makin pendek umurnya 3 Untuk negara tropis, panas dari lampu akan menambah beban AC commit to user 4 Warna cenderung hangat kemerahan, secara psikologis akan mambuat suasana ruang kurang sejuk b Lampu Fluorescent Bentuk lampu ini dapat berupa tabung tube lamp maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluorescent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien mencapai 80 lumen per watt dan distribusi speltralnya pancaran panjang gelombang cahaya mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna. Jenis lampu ini mempunyai keuntungan dan kerugian , yaitu Keuntungan 1 Efikasi lumen per watt tinggi 2 Awet umur panjang, hingga jam dengan asumsi lama penyalaan 3 jam setiap penyalaan. Makin sering dihidup matikan, umur makin pendek 3 Bentuk lampu memanjang menerangi area lebih luas 4 Untuk penerangan yang tidak menghendaki bayangan, lampu flourescent lebih baik dibandingkan dengan lampu pijar 5 Warna cahaya yang cenderung putih-dingin menguntungkan untuk daerah tropis lembab karena secara psikologis akan menyejukkan ruangan. Kerugian 1 Output cahaya terpengaruh oleh suhu dan kelembaban commit to user 2 Tidak mudah mengatur intensitas cahayanya dengan dimmer 3 Warna keputihan cenderung tidak alami, terutama untuk warna kulit 4 Kecerobohan pemasangan balas sering menimbulkan bunyi dengung yang mengganggu dan melelahkan 5 Menimbulkan efek cahaya yang bergetar pada arus bolak-balik ac, sedangkan pada lampu flourescent arus searah dc efek ini tidak tampak 6 Efisiensi lampu akan meningkat bila suhu dipertahankan tidak lebih dari 40oC. Gambar Lampu Flourescent Sumber Prasasto Satwiko, 2004 71 c Lampu HID High-Intensity Discharge Lamps Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40 – 60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3 – 8 menit untuk menguapkan merkuri sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena itu disebut lampu metal- halida. Jenis lampu ini mempunyai keuntungan dan kerugian commit to user 1 Kecuali lampu mercury yang kualitas cahayanya lebih baik dari lampu pijar, efikasi lampu HID jauh lebih tinggi dibandingkan lampu pijar dan fluorescent 2 Lebih awet dari lampu pijar dan kadang-kadang lebih awet dari flourescent juga 3 Pendistribusian cahaya lebih mudah daripada lampu fluorescent 4 Biaya operasional sangat rendah 5 Tidak seperti lampu flourescent, lampu HID tidak terpengaruh oleh variasi suhu dan kelembaban lingkungannya. Kerugian 1 Biaya awal sangat tinggi 2 Seperti halnya dengan lampu flourescent, lampu HID butuh balas yang dapat mengeluarkan suara mengganggu 3 Lampu membutuhkan waktu sekitar 8 menit untuk bersinar secara penuh 4 Beberapa dapat mengeluarkan cahaya ungu-ultra yang membahayakan kesehatan 5 Lampu HID hanya cocok untuk ruangan, dengan ketinggian langit-langit sedang 3-5 m hingga tinggi >5 m. Gambar Lampu HID High-Intensity Discharge Lamps Sumber Prasasto Satwiko, 2004 71 commit to user Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem penerangan iluminasi yang masing-masing berbeda sifat, karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi 1 Sistem pencahayaan langsung direct lighting Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena itu sistem ini mengakibatkan a penyinaran efektif b menimbulkan kontras dan bayangan c terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya pantulan. 2 Sistem pencahayaan setengah langsung semi direct lighting Pada sistem iluminasi ini, 60% sampai 90% cahaya mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya menerangi langit-langit dan dinding yang juga memantulkan cahaya karena obyek tersebut. 3 Sistem iluminasi difus general diffuse lighting Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut. 4 Sistem pencahyaan setengah tak langsung semi indirect lighting Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek. Karena sebagian besar cahaya mengenai bidang kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat dikatakan commit to user cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil. 5 Sistem iluminasi tidak langsung indirect lighting Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan cahaya pantulan segala arah dari langit-langit dan dinding, maka mengakibatkan a penyinaran tidak efektif b tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan c tidak menyilaukan Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Cahaya merupakan hal penting yang sangat dibutuhkan manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Tanpa adanya cahaya, manusia akan kesulitan dalam menjalankan aktivitas. Cahaya juga dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya, seperti tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, cahaya adalah sinar atau terang yang berasal dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, dan lampu. Dengan sinar, memungkinkan mata kita untuk menangkap bayangan benda-benda yang ada di cahaya tidak membutuhkan medium untuk merambat, itulah sebabnya cahaya tetap dapat merambat meskipun dalam ruang hampa. Contohnya, cahaya matahari tetap bisa sampai ke bumi meskipun melewati ruang hampa udara di luar angkasa dalam hitungan waktu 300 juta m/s. Baca juga Peranan Cahaya Matahari dalam Ekosistem Matahari disebut sebagai sumber cahaya karena mampu memancarkan gelombang cahaya. Selain matahari yang menjadi sumber cahaya adalah api, obor, lampu, lilin, dan sebagainya. Gelombang cahaya masuk dalam golongan energi yang bisa berbentuk energi. Dalam hal ini radiasi adalah suatu bentuk yang memancar ke luar dari suatu sumber cahaya namun bukan zat berupa padat, cair, maupun gas. Berdasarkan sumbernya cahaya kemudian dibagi menjadi dua, yakni cahaya yang berasal dari benda itu sendiri dan cahaya yang memancar dari benda lain akibat pantulan cahaya dari permukaan benda tersebut. Sumber Cahaya Buatan Cahaya buatan adalah cahaya yang sumbernya berasal dari upaya manusia untuk mendapatkan penerangan. Dari lampu pijar Incandescent sebagai sumber cahaya buatan yang pertama kali ditemukan Thomas Alpha Edison sampai lampu LED yang sekarang terus berkembang, semuanya dapat dikategorikan sebagai sumber cahaya buatan. Setiap jenis cahaya buatan memancarkan radiasi cahaya dengan kelengkapan panjang gelombang yang berbeda-beda. Sehingga setiap jenis cahaya buatan memancarkan serta memiliki kelengkapan spektrum warna tersebut menyebabkan setiap cahaya buatan memiliki karakter Temperatur Warna Tc serta Colour Rendering Ra yang berbeda-beda pula. Sumber Cahaya Buatan & Karakteristiknya Secara umum sumber cahaya buatan, dalam hal ini lampu, dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu 1. Lampu Konvensional 2. Lampu Lecutan Listrik dalam Gas Gaseous Discharge Lamp 3. Lampu Generasi baru 4. Sistem Fiber Optic 1. Lampu Konvensional adalah lampu-lampu yang masih menggunakan filamen pijar Incandescent untuk menghasilkan cahaya. Lampu Pijar Incandescent Lampu yang menghasilkan Cahaya dengan cara memanaskan sebuah komponen yang secara relatif mempunyai resistansi listrik yang besar filamen dengan aliran listrik. Beberapa karakteristik lampu Pijar 1. Umur lampu yang rendah 1000 jam 2. Efikasi / Efisiensi yang rendah sekitar 8-20 Lumen/Watt 3. Memiliki Temperatur Warna Cahaya Tc sekitar 2800K sesuai suhu kerja filamen Wolfram yang dipakai. 4. Renderasi Warna yang baik Ra = 100 karena memiliki spektrum warna lengkap Lampu Halogen Temperatur yang tinggi pada filamen menyebabkan partikel-partikel Wolfram mengalami penguapan sehingga terjadi kondensasi pada permukaan gelas kaca yang menyebabkan terjadi penghitaman. Penambahan gas halogen Iodine, Chlorine, Bromine menyebabkan terjadinya siklus regeneratif Halogen, yaitu siklus dimana partikel Wolfram yang menguap akan berpadu dengan Halogen membentuk paduan Wolfram & Halogen. Hal ini akan terus berlangsung selama masa siklus regeneratif. Karena Temperatur didalam bola kaca harus tinggi, maka pada lampu Halogen kacanya terbuat dari kaca Quartz khusus dengan ukuran yang lebih kecil. Perbedaan Lampu Halogen dengan Lampu Incandescent biasa adalah a. Umur lampu halogen lebih tinggi 2000-5000 jam karena adanya siklus regeneratif halogen. b. Efikasi/Efisiensinya lebih tinggi sekitar 10% c. Memiliki Temperatur Warna Cahaya Tc yang lebih Tinggi sekitar 3200K d. Ukuran Lampu yang lebih kecil 2. Lampu Lecutan Listrik dalam Gas Gaseous Discharge Lamp Lampu yang menghasilkan cahaya dengan mengalirkan listrik melalui gas yang berada diantara dua elektroda, Anoda + & Katoda - sehingga timbul lecutan listrik di dalam gas. Lampu Fluorescent Lampu Tabung yang berisi gas Merkuri bertekanan rendah. Cahaya yang dipancarkan sebagai akibat adanya lecutan listrik yang menghasilkan radiasi sinar Ultra Violet yang kemudian dikonversikan menjadi cahaya tampak karena dilakukan terhadap lapisan bubuk Fluorescent pada kaca tabung. -Arus listrik mengalir pada elektroda yang di lapisi “Emitter” sehingga terjadi penguraian pada emitter yang menghasilkan elektron bebas. -Elektron bebas tersebut akan bertabrakan dengan atom merkuri sehingga melepaskan radiasi ultra violet yang tidak dapat ditangkap mata. -Bubuk Fluorescent mengkonversikan radiasi Ultra Violet menjadi cahaya tampak. Beberapa jenis lampu Merkuri bertekanan rendah, dari mulai lampu tabung TL Standar, T5, lampu Fluorescent compact tanpa starter, sampai lampu Fluorescent Integrated dengan Ballast elektronik. Lampu Merkuri Tekanan Tinggi Pada lampu jenis ini lecutan listrik terjadi di dalam tabung Kwarsa yang mengandung sedikit Merkuri dan gas Argon untuk membantu penyalaan ignition. Sebagian dari radiasi yang terjadi akibat lecutan listrik berada pada area spektrum cahaya tampak, tetapi sebagian lagi berada pada area cahaya Ultra Violet. Lapisan bubuk Fluorescent pada bagian dalam lampu kemudian akan merubah radiasi Ultra Violet ini menjadi radiasi cahaya tampak. Lampu Metal Halide Pada dasarnya lampu ini adalah lampu Merkuri tekanan tinggi yang juga mengandung unsur Halida seperti Dysprosium Dy, Holmium Ho , dan Thulium Tm. Sebagian bentuk lampu Metal Halide elips pada bagian dalamnya dilapisi bubuk Fosfor untuk Halida pada lampu Metal Halide hanya menghasilkan sedikit radiasi Ultra Violet dan radiasi Ultra Violet yang dihasilkan berada pada area panjang gelombang dimana perubahan menjadi cahaya tambak tidak terlalu baik. Lampu Sodium Tekanan Rendah Prinsip Kerja lampu Sodium tekanan rendah pada dasarnya sama dengan lampu Merkuri tekanan rendah. Namun demikian, apabila pada lampu Merkuri tekanan rendah cahaya dihasilkan dari konversi Radiasi Ultra Violet menjadi cahaya tampak dengan bubuk Fluorescent, maka pada lampu Sodium tekanan rendah, cahaya tampak langsung dihasilkan dari lecutan listrik dalam tabung yang berisi gas Neon dan Sodium. Cahaya yang dipancarkan oleh lampu Sodium tekanan rendah memiliki tingkat efikasi yang cukup tinggi, sampai dengan sekitar 200 Lumen/Watt. Oleh karena itu pada awalnya lampu ini banyak digunakan sebagai lampu jalan. Namun demikian karena renderasi warnanya yang sangat buruk, yang menyebabkan sulit untuk bisa mendeteksi warna, dewasa ini sudah tidak banyak diproduksi dan digunakan. Lampu Sodium Tekanan Tinggi Terlepas dari tekanan uapnya yang berbeda, secara fisik lampu sodium tekanan tinggi berbeda dari yang bertekanan rendah. Faktor perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan perbedaan karakter dari dua jenis lampu sodium tersebut. Lampu Sodium tekanan tinggi menghasilkan radiasi energi yang berada pada kisaran spektrum radiasi tampak. Oleh karena itu jika dibandingkan dengan lampu sodium tekanan rendah, karakter cahaya lampu sodium tekanan tinggi masih relatif bisa diterima. Karakter lampu Sodium tekanan tinggi yang memiliki tingkat efikasi yang baik menyebabkan lampu ini banyak di gunakan sebagai lampu jalan.

cahaya buatan yang berasal dari lampu disebut